Cari Blog Ini

Pengikut

Laman

Kamis, 27 Desember 2007

Pertumbuhan Industri Hanya 6,3 persen

Tidak Capai Target
Pertumbuhan Industri Hanya 6,3 Persen

KCM, JAKARTA,KAMIS - Pertumbuhan industri nasional pada 2007 diproyeksikan hanya mencapai 6,3 persen, jauh di bawah target awal sebesar 7,9 persen, namun naik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 5,27 persen. Hal itu dikemukan Sekjen Departemen Perindustrian (Depperin) Agus Tjahajana pada jumpa pers akhir tahun, di Jakarta, Kamis (27/12).
Berdasarkan data BPS yang diolah Depperin, sampai triwulan III, rata-rata pertumbuhan industri mencapai sekitar 5,31 persen. Namun, dengan asumsi adanya pertumbuhan permintaan pada akhir tahun, maka pertumbuhan industri bisa didongkrak lebih tinggi. "Biasanya kegiatan bisnis tertinggi terjadi di akhir tahun, karena meningkatnya permintaan akibat adanya hari raya, seperti Lebaran dan Natal, serta perayaan Tahun Baru," ujar Agus.

Menurut dia, rendahnya pertumbuhan industri nasional tahun ini akibat sejumlah kelompok industri yang memberi kontribusi produk domestik bruto (PDB) besar, tumbuh minim, seperti industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki yang sampai triwulan III tumbuh minus 2,16 persen.
Namun, sampai akhir 2007, Depperin memproyeksikan pertumbuhan kelompok industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki, yang memberi kontribusi sekitar 10,74 persen terhadap PDB mampu tumbuh positif sebesar 1,5 persen. "Kalau saja kelompok industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki mampu tumbuh lebih besar lagi, maka pertumbuhan rata-rata industri non migas nasional bisa lebih besar, karena kelompok industri tersebut memberi kontribusi PDB yang besar," ujarnya.
Agus mengatakan, salah satu penyebab masih rendahnya pertumbuhan industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki, terutama akibat rendahnya pertumbuhan industri tekstil karena masih maraknya penyelundupan yang mendistorsi pasar dalam negeri.
Selain tekstil, barang kulit, dan alas kaki yang pada triwulan III tumbuh minus, kelompok industri barang kayu dan hasil hutan juga tumbuh minus 1,72 persen, bahkan sampai akhir 2007 kelompok industri tersebut semakin terpuruk dengan proyeksi pertumbuhan minus dua persen. "Masalah bahan baku menjadi penyebab utama pertumbuhan negatif industri barang kayu dan hasil hutan, karena pengawasan bahan baku yang ketat," katanya.
Sedangkan industri dengan kontribusi PDB yang besar, namun masih mampu tumbuh dengan baik adalah kelompok industri alat angkut, mesin, dan peralatan yang tumbuh 8,06 persen pada triwulan III dan diproyeksikan tumbuh 9,0 persen sampai akhir 2007 dengan kontribusi PDB sebesar 29,15 persen.
Selain itu, industri makanan, minuman dan tembakau juga tumbuh sebesar 6,44 persen pada triwulan III dan diproyeksikan tumbuh sebesar 7,12 persen sampai akhir 2007 dengan kontribusi PDB sebesar 29,43 persen.
Industri pupuk, kimia, dan barang dari karet yang memberi kontribusi PDB sebesar 12,49 persen hanya tumbuh sebesar 5,2 persen pada triwulan III dan diproyeksikan hanya tumbuh 5,1 persen sampai akhir tahun. Industri kertas dan barang cetakan diproyeksikan tumbuh 8,5 persen, namun kontribusi PDBnya hanya sekitar 5,1 persen.
"Pertumbuhan industri tersebut mencerminkan nilai tambah yang bisa didapat dari sektor industri, baik berupa penambahan tenaga kerja, teknologi, dan lain-lain. Semakin tinggi pertumbuhan industri, maka akan semakin besar penyerapan tenaga kerja," ujarnya. (ANT/EDJ)

Tidak ada komentar: