Cari Blog Ini

Pengikut

Laman

Senin, 31 Desember 2007

Romantis

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul ketika saya bersender di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa kenalan dan bercumbu,sampai sekarang, dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus mengakui, bahwa saya mulai merasa lelah dengan semua ini, alasan-2 saya mencintainya pada waktu dulu, telah berubah menjadi sesuatu yang melelahkan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif dan berperasaan halus, saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak kecil yang menginginkan permen. Dan suami saya bertolak belakang dari saya, rasa sensitifnya kurang, dan ketidakmampuannya untuk menciptakan suasana yang romantis di dalam pernikahan kami telah mematahkan harapan saya tentang cinta.

Suatu hari, akhirnya saya memutuskan untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, yaitu saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.

"Saya lelah, terlalu banyak alasan yang ada di dunia ini", jawab saya.

Dia terdiam dan termenung sepanjang malam dengan rokok yang tidak putus-putusnya.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang saya bisa harapkan darinya?

Dan akhirnya dia bertanya, " Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?"

Seseorang berkata, mengubah kepribadian orang lain sangatlah sulit dan itu benar, saya pikir, saya mulai kehilangan kepercayaan bahwa saya bisa mengubah pribadinya.

Saya menatap dalam-dalam matanya dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan untukmu, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya. Seandainya katakanlah saya menyukai setangkai bunga yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia berkata, " Saya akan memberikan jawabannya besok."

Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya melihat selembar kertas dengan coret-2an tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....

Istriku Sayang,
'Saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."


Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya kembali.

"Kamu hanya bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya saya bisa menolong untuk memperbaiki programnya."
"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa masuk mendobrak rumah, membukakan pintu untukmu."
"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-2 baru yang kamu kunjungi, saya harus memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."
"Kamu selalu pegal-2 pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya, saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."
"Kamu senang diam didalam rumah, dan saya kuatir kamu akan jadi "aneh".
"Saya harus memberikan mulut saya untuk menceritakan lelucon-2 dan cerita-2 untuk menyembuhkan kebosananmu."
"Kamu selalu menatap komputermu dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya sehingga ketika nanti kita tua, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."
"Saya akan memegang tanganmu, menelusuri pantai, menikmati sinar matahari dan pasir yang indah. Menceritakan warna-2 bunga kepadamu yang bersinar seperti wajah cantikmu?"
"Juga sayangku, saya begitu yakin ada banyak orang yang mencintaimu lebih dari saya mencintaimu.
"Saya tidak akan mengambil bunga itu lalu mati."


Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur dan saya membaca kembali...

"Dan sekarang sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban saya, jika kamu puas dengan semua jawaban ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana dengan susu segar dan roti kesukaanmu?"

Saya segera membuka pintu dan melihat wajahnya yang penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti.

Oh, saya percaya, tidak ada orang yang pernah mencintai saya seperti yang dia lakukan dan mengetahui saya harus melupakan "bunga" itu sendiri?

Itulah hidup, atau boleh dikatakan, cinta, ketika seseorang dikelilingi dengan cinta, kemudian perasaan itu mulai berangsur-angsur hilang dan ketika kita mengabaikan cinta sejati yang berada diantara kedamaian dan kesepian?

Cinta menunjukkan berbagai macam bentuknya, bahkan dalam bentuk yang sangat kecil dan dangkal, atau bahkan tidak punya bentuk, bisa juga dalam bentuk yang tidak ingin kita ketahui?Bunga, saat-saat yang romantis hanyalah bentuk awal dari hubungan.

Di atas semua ini, pilar cinta sejati berdiri dan itulah kehidupan kita.

Sumber: nongkrongbareng@yahoogroups.com

Purchasing Power Parity

Purchasing Power Parity

What is Purchasing Power Parity?
Purchasing power parity (PPP) is a theory which states that exchange rates between currencies are in equilibrium when their purchasing power is the same in each of the two countries. This means that the exchange rate between two countries should equal the ratio of the two countries' price level of a fixed basket of goods and services.

When a country's domestic price level is increasing (i.e., a country experiences inflation), that country's exchange rate must depreciated in order to return to PPP. The basis for PPP is the "law of one price". In the absence of transportation and other transaction costs, competitive markets will equalize the price of an identical good in two countries when the prices are expressed in the same currency.

For example, a particular TV set that sells for 750 Canadian Dollars [CAD] in Vancouver should cost 500 US Dollars [USD] in Seattle when the exchange rate between Canada and the US is 1.50 CAD/USD. If the price of the TV in Vancouver was only 700 CAD, consumers in Seattle would prefer buying the TV set in Vancouver. If this process (called "arbitrage") is carried out at a large scale, the US consumers buying Canadian goods will bid up the value of the Canadian Dollar, thus making Canadian goods more costly to them. This process continues until the goods have again the same price. There are three caveats with this law of one price.
(1) As mentioned above, transportation costs, barriers to trade, and other transaction costs, can be significant.
(2) There must be competitive markets for the goods and services in both countries.
(3) The law of one price only applies to tradeable goods; immobile goods such as houses, and many services that are local, are of course not traded between countries.

Economists use two versions of Purchasing Power Parity: absolute PPP and relative PPP. Absolute PPP was described in the previous paragraph; it refers to the equalization of price levels across countries. Put formally, the exchange rate between Canada and the United States ECAD/USD is equal to the price level in Canada PCAN divided by the price level in the United States PUSA. Assume that the price level ratio PCAD/PUSD implies a PPP exchange rate of 1.3 CAD per 1 USD. If today's exchange rate ECAD/USD is 1.5 CAD per 1 USD, PPP theory implies that the CAD will appreciate (get stronger) against the USD, and the USD will in turn depreciate (get weaker) against the CAD.

Relative PPP refers to rates of changes of price levels, that is, inflation rates. This proposition states that the rate of appreciation of a currency is equal to the difference in inflation rates between the foreign and the home country. For example, if Canada has an inflation rate of 1% and the US has an inflation rate of 3%, the US Dollar will depreciate against the Canadian Dollar by 2% per year. This proposition holds well empirically especially when the inflation differences are large.

Does PPP determine exchange rates in the short term?

No. Exchange rate movements in the short term are news-driven. Announcements about interest rate changes, changes in perception of the growth path of economies and the like are all factors that drive exchange rates in the short run. PPP, by comparison, describes the long run behaviour of exchange rates. The economic forces behind PPP will eventually equalize the purchasing power of currencies. This can take many years, however. A time horizon of 4-10 years would be typical.

How is PPP calculated?

The simplest way to calculate purchasing power parity between two countries is to compare the price of a "standard" good that is in fact identical across countries. Every year The Economist magazine publishes a light-hearted version of PPP: its "Hamburger Index" that compares the price of a McDonald's hamburger around the world. More sophisticated versions of PPP look at a large number of goods and services. One of the key problems is that people in different countries consumer very different sets of goods and services, making it difficult to compare the purchasing power between countries.

According to PPP, by how much are currencies overvalued or undervalued?
The following chart compares the PPP of a currency with its actual exchange rate. The chart is updated periodically to reflect the current exchange rate. It is also updated about twice a year to reflect new estimates of PPP. The PPP estimates are taken from studies carried out by the Organization of Economic Cooperation and Development (OECD) and others; however, they should not be taken as "definitive". Different methods of calculation will arrive at different PPP rates.

The currencies listed below are compared to the US Dollar. A green bar indicated that the local currency is overvalued by the percentage figure shown on the axis; the currency is thus expected to depreciate against the US Dollar in the long run. A red bar indicates undervaluation of the local currency; the currency is thus expected to appreciate against the US Dollar in the long run.



Where can I get more information?

• OECD National Accounts: The OECD publishes PPPs for all OECD countries. You can retrieve the PDF file with the 2004 PPP rates from this site. Also available is a table with the OECD's 1970-2004 PPP rates (also available as an Excel file). This is a comma-seprated file that can be easily imported into a spreadsheet program.

• From The Economist magazine: The Big Mac Index - as they put it "The world's most accurate financial indicator (to be based on a fast food item), with a ten-year retrospective on burgernomics"

• Wilfred J. Ethier: Modern International Economics, 3rd edition. W. W. Norton & Comp., New York/London: 1995. Chapter 18, section 2 on "Price Linkages" contains an excellent non-technical overview of PPP

• Kenneth Rogoff: The Purchasing Power Parity Puzzle, Journal of Economic Literature, 34(2), June 1996, pages 647-668.

This recent survey provides an overview of developments with respect to research on PPP, including the emerging consensus that deviations from PPP do damp out but only very slowly, at roughly fifteen percent per year. It remains difficult to explain why the estimated speed of convergence to PPP is so slow.

• For the more technically minded, I recommend searching the EconLit database for recent research papers on PPP. This is a very active branch of economic research, both theoretically and empirically.

© 2006 by Werner Antweiler, University of British Columbia. All rights reserved.
The Pacific Exchange Rate Service is located in Vancouver, Canada.

Pohon, Daun & Angin

POHON

Orang2 memanggilku "POHON" karena aku sangat baik dalam menggambar pohon.
AKU selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku.
AKU telah berpacaran sebanyak 5 kali.
Ada satu wanita yang sangat AKU cintai, tapi AKU tidak punya keberanian untuk mengatakannya.
Dia tidak cantik, tidak memiliki tubuh yang sexy.
Dia sangat peduli dengan orang lain, religius tapi, dia hanya wanita biasa saja.
AKU menyukainya, sangat menyukainya.
Gayanya yang innocent dan apa adanya, kemandiriannya, kepandaiannya dan kekuatannya.
Alasan AKU tidak mengajaknya kencan karena,
AKU merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku,
AKU takut, jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang.
AKU takut kalau gosip2 yang ada akan menyakitinya.
AKU merasa dia adalah "sahabatku".
AKU akan memilikinya tiada batasnya, tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia.
Alasan yang terakhir, membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini.
Dia tau AKU mengejar gadis2 lain dan AKU telah membuatnya menangis selama 3 tahun.

Ketika AKU mencium pacarku yang ke-2 terlihat olehnya.
Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah, "lanjutkan saja" katanya, setelah itu pergi meninggalkan kami.
Esoknya, matanya bengkak dan merah.
AKU sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis.
AKU tertawa, bercanda dengannya seharian di ruang itu.
Di sudut ruang itu dia menangis, dia tidak tau bahwa AKU kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal.
Hampir 1 jam kulihat dia menangis di sana.

Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya.
Pernah sekali mereka berdua perang dingin, AKU tau bukan sifatnya untuk memulai perang dingin.
Tapi AKU masih tetap bersama pacarku.
AKU berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget.
AKU tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku.
Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya.
AKU tau dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tau bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia.
AKU juga sedih.

Ketika AKU putus dengan pacarku yang ke 5, AKU mengajaknya pergi.
Setelah kencan satu hari itu, AKU mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya.
Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ingin mengatakan sesuatu padaku.
AKU cerita tentang putusnya AKU dengan pacarku.
Dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang.
AKU tau pria itu, dia sering mengejarnya selama ini.
Pria yang baik, penuh energi dan menarik.

AKU tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku, AKU hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya.
Ketika sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan AKU tidak dapat menahannya.
Seperti ada batu yang sangat berat didadaku.
AKU tak bisa bernapas dan ingin berteriak namun apa daya.

Air mataku mengalir tak terasa aku menangis karenanya.
Sudah sering AKU melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya.
Handphoneku bergetar, ternyata ada SMS masuk, SMS itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis.

SMS itu berbunyi,"DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

DAUN

AKU suka mengoleksi daun-daun, kenapa?
Karena AKU merasa bahwa DAUN untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali membutuhkan banyak kekuatan.

Selama 3 thn AKU dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi "Sahabat".
Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya.
AKU mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya - CEMBURU.
Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan Lemon. Hal itu seperti 100 butir lemon busuk. Mereka hanya bersama selama 2 bulan.

Ketika mereka putus, AKU menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya.
Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi.

AKU menyukainya dan AKU tau bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya?
Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah?
Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih.
Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa.

AKU mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Tapi, mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekedar seorang teman?

Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati.
AKU tau kesukaannya, kebiasaannya.
Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui.
Kau tidak mengharapkan AKU seorang wanita untuk mengatakannya bukan?
Diluar itu, AKU mau tetap disampingnya, memberinya perhatian, menemani dan mencintainya.
Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku.
Hal itu seperti menunggu telephonenya tiap malam, mengharapkan mengirimku SMS.
AKU tau sesibuk apapun dia, pasti meluangkan waktunya untukku.
Karena itu, AKU menunggunya.
3 tahun cukup berat untuk kulalui dan AKU mau menyerah.
Kadang AKU berpikir untuk tetap menunggu.
Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini.

Akhir tahun ke-3, seorang pria mengejarku, setiap hari dia mengejarku tanpa lelah.
Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan dariku.
AKU berpikir, apakah aku ingin memberikan ruang kecil di hatiku untuknya?!

Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon.
Akhirnya, AKU sadar bahwa AKU tidak ingin memberikan Angin ini ruang yang kecil di hatiku.

AKU tau Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ketempat yang lebih baik.
Akhirnya AKU meninggalkan Pohon, tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal.
AKU sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.

"DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

ANGIN

AKU menyukai seorang gadis bernama Daun.
karena dia sangat bergantung pada Pohon, jadi aku harus menjadi ANGIN yang kuat.

Angin akan meniup Daun terbang jauh.
Pertama kalinya.
AKU melihat seseorang memperhatikan kami.
Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman2nya memerhatikan Pohon.
Ketika Pohon berbicara dengan gadis2, ada cemburu di matanya.
Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di matanya.
Memperhatikannya menjadi kebiasaanku, seperti daun yang suka melihat Pohon.
Satu hari saja tak kulihat dia.
AKU merasa sangat kehilangan.

Di sudut ruang itu, ku lihat pohon sedang memperhatikan daun.
Air mengalir di mata daun ketika Pohon pergi.
Esoknya.
Ku lihat Daun di tempatnya yang biasa, sedang memperhatikan Pohon.
AKU melangkah dan tersenyum padanya.
Kuambil secarik kertas, kutulis dan kuberikan padanya.
Dia sangat kaget.

Dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima kertas dariku.
Esoknya, dia datang menghampiriku dan memberikan kembali kertas itu.
Hati Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau meninggalkan Pohon.
AKU melihat kearahnya, kuhampiri dengan kata2 itu.
Sangat pelan, dia mulai membuka dirinya dan menerima kehadiranku dan telp ku.

AKU tau orang yang dia cintai bukan AKU...tapi AKU akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku.
Selama 4 bln, AKU tlah mengucapkan kata Cinta tidak kurang dari 20x kepadanya.
Hampir tiap kali dia mengalihkan pembicaraan, tapi AKU tidak menyerah.
Keputusanku bulat.
AKU ingin memilikinya dan berharap dia akan setuju menjadi pacarku.

Aku bertanya," apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas? Mengapa kau selalu membisu?"
Dia berkata, "AKU menengadahkan kepalaku"

"Ah?" Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar
"Aku menengadahkan kepalaku" dia berteriak.

Kuletakkan telephone, melompat, berlari seribu langkah ke rumahnya.
Dia membuka pintu bagiku.
Ku peluk erat-erat tubuhnya.

"DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

Sebuah pesan untukmu teman.

JIKA KAU MENGINGINKAN CINTA DARI SESEORANG, TUNJUKKAN CINTAMU!
CINTA TIDAK MEMBUTUHKAN KERAGUAN, TUNJUKKAN SAJA!

Sumber: nongkrong-bareng@yahoogroups.com