Cari Blog Ini

Pengikut

Laman

Kamis, 27 Desember 2007

Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses.
Pada kenyataannya, di lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Nah, panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang.
Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untukmenghangatkan rumah kaca.

Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Yang jadi masalah saat ini bagaimana mengatur keseimbangan GRK itu sendiri.

Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam.
Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara.
Pembangkit listrik ini membuang energi 2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun!
Kedua, pembakaran kendaraan bermotor.
Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan bermotor di Jakarta lebih
dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang masuk ke atmosfer per tahun?

Emisi Gas Rumah Kaca pembangkit listrik di Amerika Serikat saja masih jauh lebih besar bila dibandingkan dengan total jumlah emisi 146 negara (tigaperempat negara di dunia)! disusul Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang (Data 1998)

Lantas Apakah perbedaan antara Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global, dan Perubahan Iklim?
Istilah-istilah di atas seringkali digunakan untuk menggambarkan hubungan sebab akibat.
Efek Rumah Kaca adalah penyebab, sementara Pemanasan Global dan Perubahan Iklim adalah akibat.
Efek Rumah Kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas (atau energi) di atmosfer bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud salah satunya peningkatan temperatur bumi, kemudian disebut Pemanasan Global dan berubahnya iklim regional—pola curah hujan, penguapan, pembentukan awam—atau Perubahan Iklim.

Dampak-dampak perubahan iklim :
- Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati
- Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
- Kekeringan yang berkepanjangan
- Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas.
- Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
- Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah -daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
- dan lain-lain

Kalau lingkungan sudah tidak bersahabat, tiada hal lain yang bisa dilakukan kecuali menunggu, ....menunggu kehancuran.....

Sepeda Motor-Mobil listrik discharge, refrigrator non CFC, dan terakhir PLTN (nuklir) hadir di depan menjawab tantangan Global Warming, apalagi berikutnya?

Kampanye Global Warming :-)

Tidak ada komentar: