Republika/Senin, 03 September 2007 16:18:00
Air Beracun, Bencana Lingkungan Terburuk Buatan Manusia
Jakarta-RoL-
Sebuah penelitian internasional, yang belum lama ini dipublikasikan dalam sidang "Royal Geographical Society", pekan lalu, menyebutkan bahwa air minum yang terkontaminasi zat arsen adalah bencana lingkungan terburuk yang pernah dibuat oleh manusia.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Universitas Cambridge itu mendapati bahwa air minum telah tercemar arsen di 60 negara di 5 benua, yang terburuk ada di kawasan Asia Selatan, terutama Bangladesh. Kesehatan 140 juta orang terancam zat arsenik, kebanyakan mereka adalah penduduk di negara-negara berkembang. Memang, zat arsenik di beberapa tempat terkandung secara alamiah di air bawah tanah.
Lewat kesalahan manusia zat berbahaya itu akhirnya masuk dalam siklus makanan dengan jumlah yang sangat banyak. Polusi ini terjadi saat organik mati di lapisan bebatuan dan menyebabkan lingkungan sekitarnya hampa oksigen. Lalu mikroba melepaskan oksida besi juga arsenik yang biasanya mengikat erat oksida besi. Walaupun kandungan tinggi arsenik terdapat sekitar Sungai Gangga di India dan Bangladesh, badan bantuan internasional termasuk UNICEF dan Bank Dunia, pada tahun 1970an mulai menggalakkan kampanye sumur bawah tanah agar penduduk tidak terkontaminasi arsen. Proyek itu sukses, dengan indikasi penurunan angka 50 persen paparan diare dan kematian bayi.
Namun kekhawatiran terhadap kontaminasi zat arsenik tetap mengemuka, terlebih ketika seorang peneliti Dipankar Chakraborti membawa masalah ini ke forum internasional pada tahun 1975. Penelitian Dipankar menyebutkan bahwa 900 desa terpapar arsen, dan angka ini sebut adalah fenomena gunung es, masih banyak yang menderita tapi belum terdeteksi.
Sementara itu Adam Smith dari Universitas California, Berkeley, mengatakan bahwa 1 dari 10 orang yang mengkonsumsi air minum yang terkontaminasi arsen akan mati lebih cepat. Arsenik adalah zat bersifat karsinogen - menyebabkan kanker - tapi kebanyakan kasus mempengaruhi paru-paru. Smith menambahkan, "Paparan lingkungan hidup yang lain tidak terlalu berakibat fatal, saya tidak tahu adakah lembaga pemerintah yang khusus memprioritaskan penanganan masalah ini."
Kontaminasi dengan skala besar ditemukan para peneliti di negara-negara Asia, seperti Cina, Kamboja, dan Vietnam, juga di Amerika Selatan dan Afrika. Hal serupa juga terjadi di Amerika utara, walaupun tidak terlalu menjadi masalah karena mereka memiliki peralatan yang memadai.Peter Ravenscroft dari Universitas Cambridge menyebutkan tim peneliti telah mengembangkan model penelitian yang bisa memetakan daerah yang terkontaminasi arsen.
Selain masalah arsen yang tersimpan di air minum, para peneliti juga mencermati kontaminasi arsen yang telah pindah ke tanah. Arsen yang masuk ke padi, misalnya, bisa sangat membahayakan orang yang tiap hari mengkonsumsi padi. Kata Andres Meharg dari Universitas Aberdeen, arsen yang telah pindah ke tanah bukan cuma berbahaya buat penduduk di sekitar lokasi, tapi juga manusia seluruh planet yang memakan beras dari tempat itu. (antara/abi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar