Cari Blog Ini

Pengikut

Laman

Selasa, 25 Desember 2007

CEO TOYOTA MOTOR Ambisi Merajai Automotif Dunia


PRESIDEN DAN CEO TOYOTA MOTOR Ambisi Merajai Automotif Dunia
Rabu, 26/12/2007

Empat puluh tiga tahun mengabdi di Toyota Motor Corporation (TMC) membuat Katsuaki Watanabe mengenal setiap inci perusahaan itu.
SELAMA dua tahun menjadi Presiden dan CEO TMC,Watanabe menjadi arsitek kebesaran nama Toyota. Dia telah membuat banyak gebrakan di dunia automotif global. Kemarin, Watanabe, 65, mengungkapkan ambisi Toyota pada 2008 yang akan menjual 9,85 juta mobil. Jumlah tersebut naik dari target penjualan tahun ini sebesar 9,8 juta mobil. Sementara produksi TMC pada 2008 akan dinaikkan menjadi 9,95 juta mobil atau naik 5% dari tahun ini.
Target produksi itu jauh melampaui rencana General Motors (GM) yang hanya menargetkan produksi 9,3 juta mobil pada 2008. Jika Toyota mencapai target tersebut, perusahaan Jepang itu akan memecahkan rekor penjualan mobil sebesar 9,55 juta mobil oleh GM pada 1978. Artinya, TMC akan menjadi raksasa terbesar industri automotif dunia. Meski memiliki target produksi terbesar, pria kelahiran 13 Februari 1942 itu menjamin akan tetap meningkatkan kualitas produksinya.Watanabe berjanji tetap menjaga keseimbangan antara kuantitas dan kualitas.
”Pada saat ini kita harus mengubah apa yang perlu diubah, tapi tetap menjaga apa yang tidak harus berubah.Kami selalu mengatakan tidak ada pertambahan kuantitas tanpa peningkatan kualitas,” papar Watanabe yang lahir di Prefektur Mie dan kini tinggal di Toyota City. Target produksi Toyota pada 2008 sebenarnya belum apa-apa dibandingkan target pada 2009.Watanabe mengungkapkan pada Agustus silam,Toyota memiliki target penjualan global sebesar 10,4 juta mobil pada 2009.
Pencapaian target tersebut tentu bukan sekadar omong kosong.Apalagi di tengah tekanan banyak pihak tentang kelestarian lingkungan yang harus dijaga dari polusi asap kendaraan,Watanabe tetap optimistis target itu tercapai. ”Toyota memperkirakan penjualan di Amerika Serikat (AS) akan meningkat tahun depan meskipun ada krisis subprime mortgage dan peningkatan harga minyak yang mungkin berpengaruh.Wilayah lain juga akan tumbuh seperti China dan Rusia tahun depan,”papar ayah tiga putri tersebut.
Presiden TMC itu melihat pertumbuhan ekonomi di China,Rusia, Brasil,Amerika Selatan,India,sebagai peluang bagi TMC memperluas pasar.Karena itulah,Watanabe telah menguatkan struktur produksinya di negara-negara tersebut. Optimisme Watanabe itu diamini oleh analis automotif Koji Endo dari Credit Suisse di Tokyo. ”Tahun depan akan menjadi tantangan bagi Toyota mengingat keterpurukan ekonomi AS.Tapi secara keseluruhan, target pertumbuhan itu masuk akal melihat prestasi Toyota saat ini,”paparnya.
Sembilan bulan pertama tahun ini saja Toyota telah menjual 7,05 juta mobil di seluruh dunia. Jumlah tersebut bersaing dengan GM yang menjual 7,06 juta mobil pada periode yang sama. Tentu saja Watanabe telah menyiapkan resep sukses mobil produksi Toyota,salah satunya dengan menyiapkan produksi massal baterai lithium-ion untuk mobil rendah emisi. Baterai lithium-ion saat ini telah digunakan dalam laptop atau gadgetlainnya.
Meskipun bentuknya kecil, baterai jenis ini memiliki tenaga lebih kuat dibandingkan baterai nickel-metal hydride yang kini ada dalam mobil hibrida gas-elektrik jenis Prius saat ini. Watanabe menjelaskan, baterai lithium-ion tidak akan digunakan dalam mobil Prius, tapi pada mobil hibrida jenis baru. Energi baru bisa diisi dari rumah atau dalam perjalanan.Teknologi baterai lithium-ion tersebut telah siap diproduksi massal meskipun baru dimulai pada tahun depan. Untuk fokus pada pertumbuhan yang tinggi,tangan dingin Watanabe tak segan-segan menutup beberapa pabrik dan memecat puluhan ribu pekerja yang menunjukkan prestasi buruk.
Dengan keputusan tersebut,Watanabe harus rela kehilangan USD39 miliar pada tiga perempat tahun 2007. Namun di sisi lain, keputusan itu membuat TMC lebih ramping untuk mengakselerasikan potensi utama mereka di pasar yang pertumbuhannya paling cepat. Salah satu pencapaian terbesar Watanabe tahun ini ialah keberaniannya memperluas produksi dengan membangun pabrik TMC di Rusia. Menurut Watanabe, warga Rusia membeli sekitar 2 juta mobil per tahun. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan daya beli warga India.
Keputusan Watanabe mendirikan pabrik itu didukung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. ”Pendapatan populasi meningkat 11–12% per tahun.Ini berarti peluang untuk menjual produk Anda di pasar dalam negeri akan tetap tumbuh. Perusahaan dan pabrik yang dibangun di Rusia berupaya memenuhi pasar Rusia dan memasuki pasar Eropa,” papar Putin. Dengan pertimbangan itulah Watanabe berani menginvestasikan lebih dari 5 miliar rubel dan menciptakan lebih dari 600 pekerjaan baru untuk pendirian pabrik TMC di Rusia.”Ini merupakan contoh bagus kerja sama antara Pemerintah Rusia, pemerintah daerah, dan satu perusahaan terbesar pembuat mobil,”kata Watanabe.
Pabrik TMC yang berada di Shushary, Petersburg, itu telah siap memproduksi 20.000 sedan Camry pada tahap awal. Setelah itu, mereka akan memproduksi 50.000 mobil hingga target produksi 200.000 mobil per tahun dapat tercapai di pabrik tersebut. Sepak terjang Watanabe di TMC sudah tak diragukan lagi. Setelah lulus dari Fakultas Ekonomi Keio University,Tokyo,dia langsung bergabung dengan Toyota pada 1964. Watanabe pun mulai mengumpulkan pengalaman di luar negeri saat bergabung dengan Toyota, khususnya dalam masalah perencanaan dan administrasi perusahaan.
Kepercayaan pun diperoleh Watanabe untuk menjadi manajer umum divisi kesekretariatan TMC pada 1988.Watanabe kemudian dipindah ke divisi corporate planning sebagai manajer umum pada 1989. Dalam posisi barunya, Watanabe berpartisipasi aktif dalam menyusun visi jangka panjang Toyota di seluruh dunia. Karena dinilai berprestasi,Watanabe masuk ke jajaran board of director pada 1992 dan melanjutkan pekerjaan supervisi di bagian kontrol produksi, termasuk mengawasi Motomachi Plant, pabrik mobil penumpang milik Toyota.
Pada 1999,Watanabe dipilih sebagai direktur manajer senior dan kariernya terus melesat naik menjadi wakil presiden eksekutif pada 2001. Karier tertingginya sebagai Presiden dan CEO TMC dipegangnya pada Juni 2005,menggantikan Fujio Cho. Pria penggemar musik ini seringkali ikut menyanyi dalam paduan suara gereja dan menyukai permainan golf dan tenis. Dengan seabrek prestasi yang membawa Toyota terus tumbuh dan maju mengalahkan semua pesaingnya, Watanabe dimasukkan dalam daftar 100 orang paling berpengaruh pada 2005 dan 2007 versi majalah TIME. (ganna pryadha/ berbagai sumber)

Tidak ada komentar: