Cari Blog Ini

Pengikut

Laman

Rabu, 02 Januari 2008

Reksa Dana Masih Menjanjikan

Instrumen Investasi
Reksa Dana Masih Menjanjikan

oleh: Joice Tauris Santi

Aset industri reksa dana meningkat pesat sepanjang tahun 2007. Pada awal Januari 2007, asetnya masih Rp 51,6 triliun dan menjelang akhir tahun sudah Rp 91,5 triliun. Sebelumnya, tahun 2005, aset industri reksa dana sempat mencapai titik tertinggi sebanyak Rp 110 triliun pada bulan Februari.

Sayangnya, karena gejolak harga obligasi ditambah dengan kesalahan jual dari agen penjual, asetnya menyusut drastis menjadi Rp 28 triliun pada Desember 2005.

Hingga dua tahun setelah kejadian tersebut, aset reksa dana belum juga kembali ke titik tertingginya. Walaupun demikian, sudah ada percepatan kenaikan aset yang cukup besar pada tahun ini.

Selain peningkatan pesat tahun ini, komposisi di antara jenis-jenis reksa dana juga sudah seimbang. Tahun 2005, 85 persen aset reksa dana adalah pendapatan tetap atau obligasi.

Sisanya barulah terbagi menjadi reksa dana jenis campuran, saham, pasar uang, dan pendatang baru reksa dana terproteksi. Komposisi yang tidak sehat ini juga menjadi salah satu penyebab merosotnya aset reksa dana ketika pasar obligasi terguncang pada tahun 2005.

Penguatan harga saham sepanjang tahun lalu dan semakin mengertinya investor mengenai investasi jangka panjang menjadi faktor peningkatan porsi reksa dana saham.

Sepanjang tahun 2007, indeks saham telah naik sekitar 50 persen. Beberapa manajer investasi yang mengelola reksa dana saham bahkan dapat memberikan tingkat imbal hasil lebih dari 50 persen.

Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Abipriyanto mengatakan, komposisi yang semakin imbang ini untuk industri reksa dana. Di Amerika Serikat, misalnya, sebagian besar aset reksa dana adalah reksa dana saham yang merupakan investasi jangka panjang.

Kesadaran menempatkan dana pada instrumen investasi jangka panjang tidak hanya menggugah para investor perorangan, melainkan juga investor institusi, seperti asuransi dan dana pensiun.

Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia Eddy Praptono mengatakan, keinginan untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi memang ada di kalangan dana pensiun yang selama ini konservatif dan menempatkan sebagian besar dananya pada deposito.

Tantangan tahun 2008

Apakah penempatan investasi dalam reksa dana masih akan membuahkan hasil sebagus tahun 2007 merupakan pertanyaan setiap investor maupun calon investor reksa dana. Tingginya harga minyak akan memicu peningkatan harga energi dan akhirnya menyebabkan kenaikan harga yang pasti akan ditanggung konsumen.

Selain itu, semakin tingginya biaya produksi akan mengurangi margin keuntungan, juga mengurangi pendapatan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akhirnya, kemungkinan laju kenaikan harga saham-saham akan tersendat.

"Dari sisi pengelolaan portofolio investasi, tingginya harga minyak menjadi tantangan untuk melakukan rebalancing portofolio dengan memanfaatkan peluang positif pada sektor-sektor yang mengalami dampak positif atas kenaikan harga minyak dan mengurangi bobot pada sektor yang terpengaruh secara negatif," kata Presiden Direktur Fortis Investment Eko Pratomo.

Eko menambahkan, ia masih berharap kinerja maupun pertumbuhan reksa dana saham akan tetap positif, tetapi akan sulit menyamai kinerja tahun 2007. Selalu ada faktor risiko, salah satunya tingginya harga minyak. Oleh karena itu, investor tetap perlu melihat investasi pada saham sebagai investasi jangka panjang untuk mengurangi risiko kerugian karena fluktuasi harga dalam jangka pendek.

Eko memperkirakan, tahun 2008 aset reksa dana saham mungkin masih bisa tumbuh di atas 50 persen, jika minat investor mengalihkan sebagian investasinya untuk jangka panjang ke saham masih cukup besar karena tren penurun tingkat suku bunga masih berlangsung.

Reksa dana baru

Setelah jenis reksa dana berkembang menjadi reksa dana indeks, reksa dana terproteksi dan exchange traded fund (ETF/reksa dana indeks yang diperjualbelikan di bursa) tahun 2008, industri reksa dana juga akan diramaikan dengan jenis reksa dana baru, yaitu reksa dana dengan tujuan khusus.

Investasi reksa dana dengan tujuan khusus tidak hanya terbatas pada aset-aset yang tercatat di pasar modal saja, seperti saham perusahaan tercatat atau obligasi. Reksa dana dengan tujuan khusus ini diperkenankan berinvestasi pada proyek-proyek bahkan komoditas melalui resi gudang.

"Reksa dana jenis ini ditujukan untuk investor yang sophisticated, investor yang sudah mengetahui risiko-risiko investasi. Risiko yang dikandung reksa dana jenis ini lebih tinggi," ujar Kepala Biro Pengelolaan Investasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Djoko Hendratto.

Direktur Utama Kliring Penjaminan Indonesia Surdiyanto menambahkan, reksa dana bertujuan khusus kelak dapat pula menjadikan komoditas yang tersimpan dalam resi gudang menjadi asetnya.

"Misalkan jika Bulog memerlukan dana untuk pengadaan beras, dapat mencari dana dengan agunan resi gudang. Atau perusahaan perkebunan mencari dana dengan agunan olein atau minyak sawit mentah," ujarnya.

Saat ini pembicaraan mengenai kolaborasi antara pasar modal dan pasar komoditas dalam reksa dana bertujuan khusus sedang dibicarakan.

Tidak ada komentar: