Cari Blog Ini

Pengikut

Laman

Rabu, 02 Januari 2008

Pengangguran Terbuka Turun

BPS: Pengangguran Terbuka Turun

KCM, JAKARTA,RABU - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka pengangguran terbuka pada Agustus 2007 mencapai 10,01 juta orang atau turun sekitar 8,42 persen dari 10,93 juta orang pada Agustus 2006, dan turun 5,08 persen dari 10,55 juta orang pada Februari 2007.

Deputi BPS Bidang Statistik Sosial, Arizal Ahnaf, di Jakarta, Rabu (2/1), mengatakan, berdasarkan Survei Ketenagakerjaan Nasional (Sakrernas) 2007 pada 278 ribu rumah tangga, jumlah penduduk bekerja pada Agustus 2007 mencapai 99,93 juta atau naik 4,68 persen dari jumlah penduduk bekerja pada Agustus 2006 sebanyak 95,46 juta orang.

Angka penduduk bekerja itu naik 2,40 persen dari Februari 2007 sebanyak 97,58 juta orang. "Tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2007 mencapai 9,11 persen, mengalami penurunan dibandingkan pada Februari 2007 sebesar 9,75 persen, dan Agustus 2006 sebesar 10,28 persen," kata dia pula.

Sedangkan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2007 mencapai 109,94 juta orang, naik 3,33 persen dari jumlah angkatan kerja pada Agustus 2006 (106,39 juta orang) dan naik 1,67 persen dari Februari 2007 (108,13 juta orang).

Dari sisi gender, katanya, penurunan penganggur terbesar terjadi pada perempuan, yang mengalami penurunan sebesar 720 ribu orang dibandingkan dengan penganggur laki-laki yang hanya mengalami penurunan sebesar 201 ribu orang.

Selain itu, tambahnya, jumlah pekerja perempuan dari Agustus 2006-Agustus 2007 bertambah 3,30 juta, terbesar di sektor pertanian dan perdagangan. Sedangkan jumlah pekerja laki-laki hanya bertambah 1,17 juta orang terutama di sektor jasa dan konstruksi. "Tingginya peningkatan penduduk perempuan yang bekerja di samping karena dorongan ekonomi, kemungkinan juga karena semakin terbukanya kesempatan bekerja bagi kaum perempuan," tuturnya.

Peningkatan jumlah tenaga kerja perempuan, ujarnya, sebagian besar berasal dari perempuan yang sebelumnya berstatus mengurus rumah tangga (bukan angkatan kerja). Selain itu, peningkatan jumlah tenaga kerja perempuan terjadi di kegiatan informal, katanya, memberikan indikasi adanya kemudahan keluar masuk ke pasar kerja.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, jumlah orang yang termasuk setengah pengangguran (orang yang bekerja di bawah 35 jam per minggu) menunjukkan kecenderungan yang meningkat pada Agustus 2007 (30,37 juta orang) dibandingkan Februari 2007 (30,24 juta orang) maupun keadaan Agustus 2006 (29,10 juta orang). "Oleh sebab itu, maka sebenarnya jumlah penduduk yang ’under employment’ (tidak punya pekerjaan tetap-red) sebenarnya 40,38 juta orang (36,73 persen-red)," katanya.

Dijelaskannya, penambahan jumlah penduduk yang bekerja selama setahun terakhir, tertinggi terjadi pada sektor perdagangan (1,34 juta orang) diikuti sektor pertanian (1,07 juta orang) dan jasa kemasyarakatan (664 ribu orang).

Berdasarkan status pekerjaan, pada Agustus 2007, sekitar 69 tenaga kerja masih bekerja di sektor informal. "Peningkatan tenaga kerja dengan status ’pekerja tidak dibayar’ yang cukup tinggi dibanding Agustus 2006 (1,11 juta orang-red), menjadi sesuatu hal yang dapat memperkuat dugaan bahwa unsur "keterpaksaan" dalam bekerja menjadi semakin kuat," katanya.

Dia mencontohkan, istri yang membantu suami berdagang merupakan contoh pekerja yang tidak dibayar. "Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2006, terjadi penurunan angka pengangguran di sebagian besar provinsi, kecuali tiga propinsi yaitu Sumatera Selatan, DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Timur yang mengalami kenaikan," katanya.

Berdasarkan wilayah, tingkat pengangguran tertinggi terjadi di wilayah Provinsi Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta, yaitu masing-masing 15,75 persen, 13,08 persen, dan 12,57 persen. Sedangkan provinsi dengan tingkat pengangguran terkecil terjadi adalah Nusa Tenggara Timur 3,72 persen. Dan jumlah pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari delapan jam perminggu, katanya, hanya 1,05 juta orang atau 1 persen dari keseluruhan jumlah penduduk bekerja. (ANT/EDJ)

Tidak ada komentar: